It was couple days ago. I don't know since when it doesn't sound interesting anymore.
Aku bukan tipikal yang sangat mengistimewakan hari ulang tahun. Biasanya, aku mendapat ucapan dari teman-teman, sebagian dari mereka bahkan memberikan bingkisan, adapun yang tidak pernah absen untuk datang memberi kejutan. Here's funny thing about me: I always act cool like I don't care, while in fact I extremely care. Aku akan bersikap santai, seakan-akan itu adalah hal yang wajar. But thing that people don't know is, dalam hati aku tersentuh sekali.
But this year is another story. Selain karena sedang ada pandemi (i wish this ends), aku merasa ada yang hilang. Iya, Mama. Kalau Mama masih ada, beliau pasti heboh membangunkanku di pagi hari dan mengucapkan ulang tahun. Tidak lupa posting di akun Facebooknya, menuliskan doa-doa dan betapa bersyukurnya memiliki anak sepertiku (what do you expect from me, Mom? I'm disappointing). Setelah itu, Mama akan bilang ke Papa bahwa anaknya sedang ulang tahun. Lalu, Papa akan tertawa menyalamiku dan mengucapkannya. Seperti biasa, Papa tidak akan ingat tanggal-tanggal penting. Aku? Tetap bersikap tidak heboh karena aku tidak terbiasa diperhatikan. Entah sejak kapan Mama semangat sekali merayakan hari ulang tahun. Sempat teringat saat aku menginjak umur tujuh belas tahun, Mama membelikanku kue tart. Di saat orang lain sedang heboh-hebohnya membuat pesta Sweet Seventeen, aku justru mendapat kue pertamaku dari Mama dan Papa setelah sekian lama. Aku tidak akan bohong bahwa aku sangat tersentuh saat itu. Karena hanya sebatas itu, orang tuaku bisa menunjukkan rasa sayangnya. Iya, aku dan orang tuaku tidak terbiasa saling menunjukkan kasih sayang. We just know we love each other, and that's enough.
Sekarang aku ingat. Hari ulang tahun bukanlah hal yang spesial lagi bagiku semenjak saat itu. Semenjak 2018, Mama meninggal dunia, 10 hari setelah aku berulang tahun. Aku ingat sekali, tahun itu somehow terasa berbeda. Mama tidak ingat hari ulang tahunku. Mama tidak membangunkanku di pagi hari untuk mengucapkanku. Mama benar-benar tidak ingat. Harusnya saat itu aku tahu, Mama sudah mulai lemah untuk mengingatnya. Harusnya aku sadar, Mama mungkin tidak lama lagi meninggalkanku.
Tetapi tahun ini, jauh lebih buruk dari yang aku duga. Aku merasa sangat kehilangan. Aku merasa sangat sendirian. Terkadang aku merasa bersalah jika menangis setiap malam. Mama pasti sangat sedih melihatku begini. Hal lain yang membuatku sedih adalah, Papa tidak ingat sama sekali. But it's okay, begitulah Papa. Aku berpikir mungkin saja Papa ingat tetapi terlalu gengsi untuk mengucapkannya, mungkin saja Papa ingin mengatakannya tapi tidak bisa, mungkin saja Papa lupa lalu ingat namun sudah terlewat, atau mungkin saja Papa benar-benar lupa. Well, anggap saja ini hukuman untukku yang jauh darinya di saat begini. Hari ini tante dan nenek dari Mama mengucapkan, tampaknya baru teringat. Lagipula, tanggal adalah sesuatu yang sulit untuk diingat, kan, jaman sekarang?
Sudahlah, lagipula aku pun tidak mengistimewakannya. Sudah lama aku tidak berekspektasi lebih untuk hari ulang tahun. Aku hanya merasa sangat... kosong. Bagaimanapun juga, aku sangat berterima kasih kepada mereka yang masih mengingatku. Masih menyempatkan waktunya untuk menyapaku. Terkadang mungkin sikapku terlihat sangat tak acuh, tetapi percayalah, aku sungguh-sungguh menyayangi mereka semua.
Well, happy birthday, Sarah. Selamat belajar mendewasa lebih jauh lagi. Perjalananmu masih sangat panjang.